Pages

Saturday, September 15, 2012

Sex dalam perkawinan

alam pernikahan atau tinggal dalam satu atap/rumah akan banyak ditemukan perbedaan-perbedaan dalam pandangan ataupun prinsip hidup. Susahnya dalam interaksi di lingkungan kantor, tekanan kerja, ekonomi atau sosial mengakibatkan  depresi, stres, ketegangan jiwa, psychological over sensitive, suami / istri terlalu sibuk, perbedaan sifat dan kebiasaan, pola seks yang monoton, dll.

Depresi dan tekanan dapat pula tibul karena masa lalu, yang belum terlepaskan adalah kasus yang sering dihadapi. Atau libido dan hasrat seks memuncak tetapi mengalami kegagalan dalam melakukan hubungan seks, atau penetrasi misalnya karena tidak keras, ejakulasi dini dan sebab lainnya, hal ini akan menjadi penyakit mental dan jika tidak cepat diatasi maka akan menjadi stress kemudian depresi.
Penderita depresi selalu melihat dirinya dari sisi negatif, sering menyalahkan diri sendiri, bahkan cenderung over protec pada dirinya atau orang lain. Maka dibutuhkan pendekatan dan pengertian yang lebih emosioanl rasional, dengan demikian ketegangan kejiiwaannya berkurang dan lebih melihat dirinya secara positif.
Trauma masa lalu  terkadang sulit untuk di dihilangkan, pengalaman pahit dari masa lalu, seperti masa kecil yang sulit, merasa terancam, selalu disalahkan, kekerasan atau intimidasi mental akan membentuk dirinya hingga dewasa dan akan membekas didalam batin dan terkadang sulit dihilangkan. Hal ini akan berdampak pada hubungan seks itu sendiri. Atau bisa juga melampiaskan tekanan itu dalam hubungan seks, sehingga bisa dianggap ”berlebihan” karna klien mendapatkan kebahagiaan psikis melalui hubungan seks dan ini bisa menjadi masalah bagi pasangannya karna tidak mampu mengimbanginya.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal bagi kehidupan seksual, kita harus mencapai apa yang disebut sebagai kebahagiaan seksual lahir dan batin. Dengan cara menyayangi, memahami pasangan, tetap bersikap jujur maka anda akan dapat mencapai apa yang dinamakan dengan kebahagiaan seksual.

Hal ini juga sering dialami oleh pasangan yang memiliki sifat dan kebiasaan yang
takcocok secara emosional termasuk sifat dan kebiasaan juga dapat mengganggu fungsi seks. Sebaliknya gangguan seks di salah satu pihak atau ketidak cocokkan pola atau keinginan seks juga akan menyebabkan perasaan marah, kesal, kecewa serta sedih bercampur baur. Akibatnya, paling sedikit kepuasan seks akan berkurang. Dan hal ini mengganggu hubungan emosional yang berujung pada harmonis atau tidak dalam rumah tangga.
Dari semua kasus diatas mengarah pada bagaimana pikiran kita memandang tentang pola aktifitas seks itu sendiri. Dan bagaimana pula seorang klien menganggap aktifitas seks sebagai suatu kebutuhan hasrat birahi dan emosi atau menganggap suatu kewajiban belaka sehingga berjalan ala kadarnya.

takcocok secara emosional termasuk sifat dan kebiasaan juga dapat mengganggu fungsi seks. Sebaliknya gangguan seks di salah satu pihak atau ketidak cocokkan pola atau keinginan seks juga akan menyebabkan perasaan marah, kesal, kecewa serta sedih bercampur baur. Akibatnya, paling sedikit kepuasan seks akan berkurang. Dan hal ini mengganggu hubungan emosional yang berujung pada harmonis atau tidak dalam rumah tangga.
Dari semua kasus diatas mengarah pada bagaimana pikiran kita memandang tentang pola aktifitas seks itu sendiri. Dan bagaimana pula seorang klien menganggap aktifitas seks sebagai suatu kebutuhan hasrat birahi dan emosi atau menganggap suatu kewajiban belaka sehingga berjalan ala kadarnya.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More